Soeripto, lengkapnya Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Soeripto, kelahiran Madiun, Jawa Timur, 18 November 1934 adalah mantan Gubernur Riau selama dua periode. Soeripto merupakan alumnus AMN Magelang 1960.
Sebelum menjabat Gubernur pertama kalinya pada tahun 1988, jabatannya kemiliteran cukup menonjol, antara lain dengan pangkat kolonel menjadi Asintel Kowilhan I, lalu Brigadir Jenderal TNI menjabat Kas Kostrad kemudian dengan pangkat sama menjabat Pangdam I Bukit Barisan. Puncak karir kemiliterannya adalah ketika berpangkat Mayor Jenderal TNI menjabat Pangkostrad.
Mengenang masa lalu ketika Riau dipimpin oleh gubenur bukan Melayu, bahkan datang dari Jakarta. Soeripto waktu-itu (1988) berumur 53 tahun menang mengumpulkan 35 suara dari 44 suara Faksi DPRD, terpilih menjadi Gubernur.
Soeritpo, nama saja jelas Jawa bahkan didatangkan dari Jakarta. Namun, dalam perjalanan pemerintahannya, Soeripto sangat terbuka terhadap Melayu. Simbol-simbol kemelayuan juga hidup hingga hari pensiunnya. Bandingkan zaman Saleh Djasit dan Rusli Zainal, notabene Riau tulen.
Mengapa Soeripto bisa merasakan adat resam Melayu, padahal bukan anak Melayu? Bahkan, saat itu, daerah ini khususnya ibu kotanya notabene kota heterogen, aura kemelayuan begitu terasa? Jangan melihat dari segi bahasa yang digunakan masyarakatnya, karena bahasa pergaulan di pasar-pasar memang menggunakan bahasa Minang. Pasalnya, pedagangnya memang kebanyakan dari Sumatera Barat, sehingga kalau mau barang berharga miring, pakailah bahasa pedagangnya. Begitulah pemahaman orang sampai sekarang.
Tapi lihatlah betapa masykarakat, saat Soeripto memimpin, dilanda malay-fever, demam bak orang Melayu. Tak Batak, tak Jawa, tak Minang, mereka berlomba-lomba mengaku Melayu. Mereka merasa jadi orang Riau, mau tidak mau harus tunduk atas segala adat resam sebagai penduduk Riau atau malay citizen,
orang Melayu-Riau.
Bahkan sempat populer sebuah pantun ”politis”. Simak saja:
Bukan kampak sembarang kampak
Kampak ini pembelah kayu
Bukan Batak sembarang Batak
Batak ini sudah jadi Melayu
Kini Mantan Gubernur, Soeripto telah tiada, berpulang kehadirat Tuhan Maha Esa pada Kamis (7/1/2010) pukul 14.15 WIB, Rumah Sakit MMC Jakarta. Selamat jalan Soeripto.
Dikutip langsung dari
- Candra Ibarhim (Batam Pos)
- MS, Irwan E. Siregar, Riza Sofyat (Tempo Biro Medan & Bandung)