Jajaran Pimpinan BNI Wilayah Riau, Sumbar dan Kepri saat pemaparan BNI Outlook 2014 |
Ryan Kiryanto Chief Economis BNI Pusat lebih melihat angka inflasi yang akan jatuh pada angka 6-6,5persen, sedangkan eep Saifullah melihat konstalasi politik yang lebih permisif,maka Edi Ariyanto Regional Chief Economis BNI Wilayah Padang,justru lebih melihat tantangan persoalan Riau seperti defisit energi,persoalan kabut asap,komoditas sawit yang menjadi green energi.
Kendati demikian kondisi keuangan Riau yang besar,menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Riau. Bahkan kondisi keamanan di Riau yang lebih kondusif,menjadi salah satu faktor daya tarik
Kepada wartawan Ryan menuturkan bagaimana analisisnya tersebut lahir. "Pertama saya melihat faktor pemerintah yang tidak ingin kehilangan momen untuk membangun citra dirinya kembali.Artinya,akan sangat beresiko pemerintah menaikkan harga.Tahun 2014 adalah tahun politik,outflow tinggi karena belanja persiapan helat politik ataupun sosialisasi. Oleh karenanya perbankkan akan menyeimbangkan dengan menahan dana kredit bergulir,agar inflasi tidak terlalu tinggi. Saya juga memprediksi rate BI juga akan turun,karena mengikuti angka inflasi. Dan saya kurang setuju dengan analisis beberapa ekonomi asing,karena justru seperti hidden agenda,"Ucap Ryan.
Sementara eep Saifullah yang melihat situasi politik di 2014 lebih pada situasi yang permisif, karena geliat masyarakat untuk memilih masih menunggu figur-figur yang muncul.
"Memang ada sebagian pihak menyatakan tahun tersebut akan terjadi loncatan generasi,generasi reformasi ketiga. Tetapi kita masih belum melihat itu.Jika berbicara tentang intervensi asing,saya rasa prediksi ini akan sedikit melenceng.Amerika saja sudah repot dengan kondisi ekonominya saat ini. Dan beberapa figur yang muncul,bukan kekuatan-kekuatan yang cukup menakutkan posisi Amerika.Jadi lebih cendrung akan tenang,"Ucap suami sandrina yang juga Direktur Polmark indonesia tersebut.
Sementara itu,Edi Ariyanto Regional Chief Economis BNI Wilayah Padang menuturkan,dirinya justru mengajak segenap stake holder di Riau untuk mewasapadai persoalan yang di 2013 untuk terjadi di 2014.
"Faktor krisis listrik akan menjadi penghambat pertumbuhan di Riau. ini harus diwaspadai,dan kita harus bersama-sama duduk untuk serius membahas pertumbuhan kebutuhan listrik. Baik itu menggesa sejumlah proyek pembagkit,atau solusi-solusi dari daerah sendiri.Hal kedua,persoalan kabut asap,yang juga akan menghambat investasi di Riau. Harus lebih tegas penindakkannya. Hal ketiga,bagaimana perkebunan di Riau lebih siap,ketika sawit dimasukkan dalam komoditas greend energi. Perkebunan rakyat akan menerima dampak,ini harus diantisipasi lebih cepat,"Ucap Edi.
kegiatan ekonomi outlook ini,menurut CEO BNI Wilayah padang Anang Basuki, Sebagai bentuk apresiasi kepada nasabah dan mitra usaha nya, Bank BNI Kanwil Padang mengadakan Customer Gathering yang diberi nama Economic Outlook 2014 dengan tema “Tumbuh bersama meraih sukses"
"Acara ini adalah wujud upaya kami untuk terus dekat dengan nasabah/mitra usaha kami dan upaya kami untuk terus menjadi partner baik formal maupun informal termasuk upaya kami men-sharing gambaran kondisi ekonomi dan politik di tahun depan, tahun penuh tantangan, tahun demokrasi, tahun politik di 2014,” kata Anang Basuki yang juga didampingi oleh MUIN fikri selaku head of business performance channel managemen group kepada sejumlah media.
Acara ini mendapat apreasisi yang cukup luar biasa,seperti halnya Suharto, dari persatuan pengusaha lokal mengatakan kegiatan ini memberikan gambaran bahwa kondisi tahun 2014,sehingga pengusaha jadi lebih siap menghadapi tantangan-tangan yang ada.
"Harapan kami kedepan,seminar dan diskusi seperti ini,bisa menjadi sumber dan kekuatan bagi kami pengusaha untuk siap mengambil kebuputan dan strategi-strategi,"Ucapnya.
sebagai catatan, akhir bulan Oktober 2013 BNI Wilayah Padang telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 6,89 T terdiri dari 67,92% Kredit Bisnis Banking dan 32,08% kredit konsumer. Untuk dana pihak ketiga dari total Rp. 11,11 T yang terhimpun, 30,47% berada di Sumbar, 41,60% di Riau dan 27,93% di Kepri