Di tengah-tengah hiruk-pikuk maju dan pesatnya pertumbuhan Provinsi Riau selama lia tahun belakangan ini ternyata juga berpengaruh dengan perkembangan sastranya, termasuk karya cerpen. Cerpen terus lahir dari hari kehari dari tangan dan buah pikiran masyarakat Riau yang memang punya budaya tulis-menulis yang sangat kental sejak zaman Raja Ali Haji. Setiap tahun pula cerpen cerpen itu dikumpulkan dalam sebuah buku dan buku kumpulan cerpen itupun berbagai versi pula tergantung siapa yang berinisiatif.
Banyak versi kumpulan cerpen, makin kaya Riau ini oleh cerpen dan semakin besar kesempatan untuk terlihatnya karya cerpen terbaik dari sastrawan Riau itu. Sekali lagi, Riau dari dulu hingga sekaang masih ternama sebagai gudangnya sastrawan, penulis naskah termasuk cerpen itu mulai dari masa Raja Ali Haji tadi, Soeman Hs hingga Marhalim Zaini. Semua karya cerpen terbaik mereka masih bisa dibaca hingga saat ini.
Namun, masih saja ada masyarakat yang merasa kesulitan untuk mendapat buku kumpulan cerpen terbaik Riau itu. Peminatnya cerpen yang lahir di Riau ini, baik itu cerpen tentang Riau ataupun cerpen hasil penulis lokal tanah melayu ini masih sangat dinikmati. Cerpen adalah sarana hiburan apalagi bagi pecintanya.
Bergerak dari latar berlakang itu, penulis merasa perlu mengadakan rubrik cerpen disini. Rubrik yang disediakan khusus untuk karya cerpen terbaik, cerpen laris, cerpen yang mengandung magis dan cerpen yang akan menjadi legendaris. Namun, untuk menuju kesana bukan hal mudah, butuh waktu dan dukungan. Semoga niat ini tercapai, amin...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Banyak Dibaca
-
PEKANBARU - MALL SKA merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern yang terletak di barat kota Pekanbaru, tepatnya di bundaran persimpan...
-
Barang siapa mengenal yang tersebut. Tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang. Seperti rumah tiada bertiang. Barang si...
-
Barang siapa tiada memegang agama. Segala-gala tiada boleh dibilang nama. Barang siapa mengenal yang empat. Maka yaitulah orang yang ma’rif...
-
Apabila terpelihara mata. Sedikitlah cita-cita. Apabila terpelihara kuping. Khabar yang jahat tiadalah damping. Apabila terpelihara lidah....
-
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad (Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, ca. 1808- Riau, ca. 1873) adalah ulama, sejarawan, pujangga, dan teruta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar