07 September 2010

Festival Lampu Colok Bengkalis

Festival Lampu Colok Bengkalis 2010Festival Lampu colok yang digelar setiap tahunnya di Bengkalis, mengunggulkan ciri khas kreativitas kedaerahan. Di Bengkalis, lampu colok yang mencolok bersinar adalah berbentuk gapura colok. Festival lampu colok di Bengkalis digelar oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Melalui festival ini juga diharapkan menjadi daya tarik orang untuk datang ke Bengkalis atau perantau pulang ke kampung halaman.

"Colok merupakan warisan budaya nenek moyang kita. Kita harapkan event ini menjadi daya tarik orang untuk datang ke Bengkalis atau keluarga kita untuk pulang ke kampung halaman," ujar Bupati Bengkalis yang diwakili Plt Sekretaris Daerah H Mukhlis ketika membuka Festival Lampu Colok yang dipusatkan di Desa Penampi, Kecamatan Bengkalis, Minggu malam (5/9).

Dijelaskan Mukhlis, awalnya colok itu dibuat oleh nenek moyang kita menggunakan tempurung kelapa. Kemudian berkembang menggunakan bambu (obor). Tujuannya waktu itu, selain untuk memeriahkan tiga malam terakhir Ramadhan, juga berfungsi untuk menerangi kampung karena belum ada listrik.

Seiring perkembangan waktu, lanjut Mukhlis, di zaman modern ini colok sudah dimodifikasi sedemikian rupa menggunakan pelita berbahan bakar minyak tanah, disusun atau dirangkai dalam berbagai bentuk seperti mesjid, bulan bintang dan sebagainya sehingga terlihat menarik dan bernuansa Islami.

Festival Lampu Colok Dilombakan
Pantauan di lapangan, di sejumlah ruas jalan di Kota Bengkalis tampak indah dihiasi lampu colok dengan beraneka ragam bentuk. Lampu-lampu ini akan dihidupkan selama tiga malam berturut-turut, mulai pada malam 27 Ramadhan atau sering disebut oleh masyarakat Bengkalis malam tujuh likur.

Warga tampak antusias menyaksikan keindahan lampu colok yang telah didesain sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik dan cantik, terutama jika dilihat dari jarak agak kejauhan. Untuk merangsang minat masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti festival ini, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, menyediakan hadiah jutaan rupiah.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, H Hermizon ketika ditemui di sela-sela acara, ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian tim. Antara lain, bangunan atau gapura colok, arsitektur yang bernuansa Islami, kebersihan, kepengurusan dan lainnya.

“Gapura colok juga kita ingatkan jangan sampai memakan badan jalan terlalu banyak, karena akan mengganggu pengguna jalan, dan ini akan menjadi bahan penilaian kita,“jelas Hermizon.

Festival itu sendiri kata Mizon, berlangsung di ibu Kota Kabupaten Bengkalis sekitarnya, mulai malam 27 sampai malam 29. “Pada tiga malam itu akan ada tim yang langsung turun menilai seluruh colok. Tim penilai itu sendiri gabungan dari beberapa instansi,” imbuhnya.

Panitia kata Mizon, tidak membatasi jumlah kelompok yang ikut ambil bagian. Bisa saja dalam satu desa atau kelurahan sampai tiga atau empat gapura colok, masing-masing gapura colok akan dinilai.”Bisa saja dalam satu kelurahan merebut semua juaranya, yang pasti tidak ada penggabungan dalam penilaian,” terangnya.

Sumber: Riau Mandiri

2 komentar:

  1. Wah..bagus banget kreasi pemuda Bengkalis khususnya.tpi kog cuma 1 aja ya pict yang di upload.Dumai th ni sepi,ada sih lampu colok tpi ga semeriah th sebelumnya

    BalasHapus
  2. semoga saja ini terus di lestarikan.karna saya telah merasakan bagaimana kekompakan dalam mengerjakannya,,seluruh warga turut bahu membahu,,banyak yg bisa di petik dari kegiatan ini,,,

    BalasHapus

Banyak Dibaca