Kisruh penolakan terhadap bus Trans Metro Pekanbaru yang memasuki kompleks Perumahan Pandau Permai memasuki babak baru. Belum selesai dengan somasi yang dilakukan Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar) Riau ke Pemko Pekanbaru, kemarin (16/7) beberapa supir bus Trans Metro diancam sekelompok orang saat akan memasuki kompleks perumahan.
Seperti dituturkan sejumlah warga kepada Riau Pos, kemarin, sekelompok orang tak dikenal tersebut menghentikan Trans Metro yang akan masuk ke perumahan. Akibatnya, para penumpang di dalam bus terpaksa diturunkan di depan pintu gerbang perumahan.
‘’Kami dipaksa turun dari bus, bahkan saya dengar mereka mengancam supir dan kondektur. Jika berani masuk, supir akan di pukuli,’’ ujar Siti (43), salah seorang penumpang Trans Metro kepada Riau Pos Kamis (16/7).
Mendengar peristiwa tersebut, beberapa warga perumahan Pandau Permai berang dan segera menuju gerbang masuk perumahan yang terletak di Kelurahan Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar itu. Setiba di sana, sebuah bus Trans Metro yang baru saja ingin memutar menuju kota dihentikan dan diminta untuk masuk ke dalam kompleks. Awalnya supir Trans Metro dengan nomor bus 5 yang bernama Darto mengaku tidak berani, karena sudah mendengar ancaman orang melalui temannya sesama supir.
‘’Takut saya masuk ke dalam, rekan saya saja tadi diancam. Lagi pula Kadishub juga meminta kami untuk tidak masuk dulu ke perumahan,’’ katanya.
Warga perumahan pun menjamin untuk mengawal bus yang masuk ke perumahan. Aksi pengawalan yang dilakukan kumpulan warga Pandau Permai ini menggunakan sepeda motor beriringan dengan bus TMP. Hal ini, menurut Barli Asmed, salah satu tokoh masyarakat Pandau Jaya, merupakan bentuk reaksi masyarakat yang tetapa menuntut agar bus Trans Metro masuk ke kompleks perumahan. Menurutnya, akibat ulah pelarangan kemarin, puluhan warga yang sudah berada di halte portabel Blok C terlantar sejak pagi.
‘’Apa hak mereka melarang Trans Metro masuk, yang menginginkannya itu warga. Saya pikir Pemko sudah cukup bijak memberikan pelayanan yang maksimal dengan cita-cita reformasi transportasi ini,’’ jelasnya kepada Riau Pos yang ditemui di lokasi, kemarin.
Setelah kejadian itu, Trans Metro yang sempat tidak masuk dari pukul 06.30-12.10 WIB kembali masuk ke Pandau Permai. Tidak sedikit warga yang sudah menantikan bus langsung menanyakan ke mana bus karena tidak masuk dari pagi hari.
‘’Akhirnya datang juga, ke mana bus ini kok dari pagi tidak masuk. Kami sudah menunggu sejak pagi tadi,’’ ujar Haryati, warga Blok C yang rumahnya berdekatan dengan halte portabel SAUM.
Dishub Sempat Larang Masuk Pandau
Sempat tidak masuknya Trans Metro ke Pandau Permai, kemarin merupakan perintah langsung dari Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Pekanbaru, Drs Pria Budi. Hal ini dilakukan guna meredam situasi penolakan yang dilakukan sekelompok pihak.
Hal tersebut diakui Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM), Azwir. Namun begitu, tindakan ini semata-mata ingin melihat reaksi masyarakat terkait larangan beroperasinya SAUM di perumahan Pandau Permai ini.
‘’Kadis memang memerintahkan armada SAUM untuk sementara tidak masuk ke dalam perumahan. Kita ingin melihat reaksi masyarakat disana. Hasilnya, justru masyarakat yang meminta SAUM masuk, dan itu adalah reaksi positif yang harus kita dukung,’’ jelasnya.
Azwir yang didampingi Kasi Angkutan Darat, Yunianto dan Kasi Pengawasan dan Penaggulangan Lalulitas, Sunarko yang ditemui di lokasi mengaku sudah mengetahui hal ini. Pasalnya, beberapa waktu yang lalu, Warga blok B juga sempat mengirimkan surat permintaan TMP masuk ke dalam komplek, bahkan warga juga siap membangun halte dengan swasembada.
‘’Warga yang antusias, dan pemerintah wajib memenuhinya. Karena masyrakat adalah orang yang harus dilayani. Intinya dalam hal ini, reformasi transportasi memang didukung masyarakat secara keseluruhan,’’ katanya.
Sementara Kepala Dishubkomimfo Kota Pekanbaru, Pria Budi mengatakan, pembangunan halte di lokasi perumahan Pandau Permai adalah keinginan para warga di perumahan pandau permai tersebut, masyarakat di sana sudah mengirim tembusan surat pada kita, yang ditanda tangani oleh sekitar 22.000 jiwa.
‘’ Jadi bukan keinginan kita, itu dilakukan karena masyarakat perlu Trans Metro,’’ tutupnya.
Menhub Berikan Dukungan
Di tempat terpisah, Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menyatakan dukungannya agar sistem angkutan umum massal (SAUM) yang telah diterapkan di Kota Pekanbaru dilanjutkan. Bahkan menurutnya, jumlah armada bus dengan nama Trans Metro patut ditambah.
‘’Perkembangan SAUM di Pekanbaru bagus, dan ini harus diteruskan,’’ kata Jusman kepada Riau Pos, Kamis (16/7) usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan terminal baru Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
Untuk itu, jika SAUM terus menunjukkan perkembangan yang baik, penambahan armada bus Trans Metro akan direalisasikan segera. ‘’Jika semua berjalan lancar, maka akan ada penambahan armada,’’ katanya.
Sumber: Riau Pos, 17 Juli
Dukung: Rusli Zainal Sang Visioner