05 Desember 2011

Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah

Kerajaan Siak yang Beribukota di Pekanbaru

Baru saja pada Ahad 4 Desember 2011 satu lagi jembatan penghubung antara area Rumbai dan Senapelan, Pekanbaru dibangun. Orang-orang Kota Pekanbaru men dyebutnya dengan nama Jembatan Siak III. Ini adalah jembatan terbaru yang diresmikan di Ibukota Riau ini.

Nama resmi jembatan ini adalah, Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah. Nah, siapa Sultan ini? Dan mengapa namanya dibuat menadi nama sebuah jembatan?

Dilihat dari sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura, kerajaan terakhir yang menguasai sebagian besar wilayah Riau dan merupakan kerajaan terbesar dan terpopuler hingga kemerdekaan Indonesia datang, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah adalah sultan (Raja) ke-5 dalam urut-urutan tahta para sultan yang pernah berkuasa atas Kerajaan Siak Sri Indrapura. Baginda Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah memerintah dari tahun 1780 hingga 1782 M, menggantikan ayahandanya Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Pada masa pemerintaha Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah dan pemerintah ayahandanya Kerajaan Siak berkedudukan di Senapelan atau Pekanbaru sekarang ini.

Jembatan ini secara tidak langsung mengingatkan masyarakat Riau bahwa sejarah menfaktakan bahwa Kerajaan Siak yang beristana di Siak Sri Indrapura sekarang pernah beribukota di Pekanbaru. 
Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sendiri adalah pendiri Kota Pekanbaru dan wafat pada tahun 1782 di Senapelan, yang merupakan Pasar (pekan) terbesar di Kerajaan Siak pada waktu itu. Hingga Sultan ini digelari Marhum Pekan yang bila Anda ada waktu bisa mengunjungi makamnya di Masjid Raya Pekanbaru.

Ambigu:Muazzamsyah atau Muazzam Syah
Berdasarkan catatab Wikipedia, nama Sultan pendiri Kota Pekanbaru ini adalah Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, ada spasi diujung nama. Catatan ini dibuat dan tidak pernah direvisi sejak Disember 2006, artinya sudah lima tahun online di internet.

Namun, pada batu prasasti peresmian Jembatan tertulis Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, dengan satu kata nama terkahir tampa spasi alias Muazzam disatukan menjadi satu kata dengan Syah.

Memang, ini bukanlah hal yang besar untuk diperdebatkan, tapi ini pengkajian dan penelitian ulang pada dokumen-dokumen sejarah Kerajaan Siak bahwa tulisan yang benar itu yang mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibaca