06 Desember 2008

Guru dan Filsafat

Filsafat menurut pakar merupakan ilmu yang paling tertua dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Sehingga mereka menyebut bahwa Filsafat adalah induk dari semua ilmu-ilmu pengetahuan di muka bumi ini.

Untuk lebih mendalami dunia Filsafat ini ada baiknya kita bicarakan Filsafat secara etimologis berarti ‘cinta kearifan’. Mencintai kearifan berarti mendambakan kehidupan yang diliputi dengan sikap dan perilaku adil. Kehidupan yang berkeadilan adalah kehidupan yang harmonis dan penuh dengan kebahagiaan. Kehidupan demikian adalah kehidupan dinamis; kehidupan kreatif untuk pertumbuhan dan perkembangan ke arah masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya, menurut obyek penyelidikannya, Filsafat adalah bidang studi yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu yang ada. Apakah yang ada itu secara kuantitatif tunggal atau plural, berada dalam realitas abstrak atau konkret. Apakah yang ada itu bersifat mutlak dan tetap atau relatif dan berubah ubah.


Terhadap pertanyaan itu, Filsafat mengakui bahwa menurut substansinya, yang ada itu tunggal, berada di tingkat abstrak, bersifat mutlak dan tidak mengalami perubahan. Sedangkan menurut eksistensinya, yang ada itu plural, berada di tingkat konkret, bersifat relatif dan mengalami perubahan terus-menerus.

Jadi, segala sesuatu yang ada di dunia pengalaman itu berasal mula dari satu substansi. Persoalan yang muncul adalah bagaimana menyikapi segala pluralitas ini agar tidak terjadi benturan antara satu dengan lainnya? Misalnya, pluralitas jenis, sifat dan bentuk manusia, binatang, tumbuhan, dan badanbadan benda berasal dari satu substansi.

Apakah yang seharusnya dilakukan agar antara manusia satu dengan lainnya tidak saling berbenturan kepentingan, sehingga bisa mengancam keteraturan sosial dan ketertiban dunia?

Jawaban terhadap persoalan di atas adalah manusia harus bersikap dan berperilaku adil terhadap diri sendiri, masyarakat, dan terhadap alam. Agar bisa berbuat demikian, manusia harus berusaha mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai keberadaan segala sesuatu yang ada ini, dari mana asalnya, bagaimana keberadaannya, dan apakah yang menjadi tujuan akhir keberadaan tersebut. Untuk itu, manusia harus mendidik diri sendiri dan sesamanya secara terus-menerus.

Bertolak dari pemikiran Filsafat tersebut, pendidikan muncul dan memulai sesuatu. Manusia mulai mencoba untuk mendidik diri sendiri dan sesamanya, dengan sasaran menumbuhkan kesadaran terhadap eksistensi kehidupan ini.

Dalam hal ini, kegiatan pendidikan ditekankan pada materi yang berisi tentang pengetahuan umum berupa wawasan asal mula, eksistensi dan tujuan kehidupan. Kesadaran terhadap asal-mula dan tujuan kehidupan adalah landasan dasar bagi perilaku sehari-hari, sehingga semua kegiatan eksistensi kehidupan ini selalu bergerak teratur menuju satu titik tujuan akhir.

Berdasarkan Filsafat, pendidikan berkepentingan untuk membangun Filsafat hidup agar bisa dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dan untuk selanjutnya, kehidupan sehari-hari tersebut selalu dalam keteraturan. Jadi, terhadap pendidikan, Filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh tentang asal-mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia.

Tanpa Filsafat, pendidikan tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak tahu apakah yang harus dikerjakan. Sebaliknya, tanpa pendidikan, Filsafat tetap berada di dalam dunia utopianya.

Oleh karena itulah, sebagai seorang guru harus memahami dan mendalami filsafat khususnya Filsafat Pendidikan. Melalui Filsafat pendidikan guru memahami hakiki dari pada pendidikan itu, dan pendidikan dapat dikembangkan melalui falsafat ontolofi, epistimologi dan aksiologi.

Apa sebenarnya filosofi pendidikan dan bagaimana penerapannya serta apa dampak dari pendidikan. Itu harus diketahui oleh guru, karena pendidikan itu sendiri bagian yang tidak terpisahkan bagi setiap manusia, termasuk guru di dalamnya. Pendidikan dalam arti sempit maupun luas, dan ini sudah kita uraikan pada Teroka terdahulu.

Jadi, sebagai seorang guru harus mempelajari filsafat pendidikan, karena dengan memahami dan memaknai filsafat itu, akan dapat memberikan wawasan dan pemikiran yang luas terhadap makna dari pendidikan itu sendiri. Filsafat Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Filsafat lainnya, misalnya Filsafat Hukum, Filsafat Agama, Filsafat Kebudayaaan, dan filsafat lainnya. Semoga.

Banyak Dibaca